Gen Super - BestLightNovel.com
You’re reading novel Gen Super 146 Jiwa Binatang Semut Hantu online at BestLightNovel.com. Please use the follow button to get notification about the latest chapter next time when you visit BestLightNovel.com. Use F11 button to read novel in full-screen(PC only). Drop by anytime you want to read free – fast – latest novel. It’s great if you could leave a comment, share your opinion about the new chapters, new novel with others on the internet. We’ll do our best to bring you the finest, latest novel everyday. Enjoy
Han Sen memanggil jiwa binatang baju baja mutan dan tibtiba tertutup dengan kristal biru. Perlindungannya menyeluruh sama seperti baju baja k.u.mbang hitamnya bahkan lebih cantik lagi.
Lin Beifeng sangat takjub. Baju baja yang sangat cantik!
"Jika seorang wanita yang mengenakannya, maka akan…" Lin sangat ingin meminta baju baja semut hantu itu, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.
Dia baru saja mendapatkan tunggangan jiwa binatang mutan dari Han Sen dan tidak berani untuk meminta yang lainnya.
"Ehem Sen, apakah kau akan menggunakan jiwa binatang ini? Jika tidak, aku dapat bayar dua kali lipat…tidak..tiga kali lipat dari harga jiwa binatang mutan biasa," tanya Lin, terobsesi dengan penampakan setelan baju baja ini.
"Aku tidak memerlukan uang saat ini, tetapi aku mau menukarkannya dengan lisensi Kelas S." Han Sen berpikir sejenak dan berkata. Dia sebenarnya tidak memerlukan baju baja ini, tetapi dapat menyimpannya untuk nanti. Dia juga dapat menjualnya, tetapi bukan untuk mendapatkan uang.
"Kakakku, aku benar-benar tidak memiliki lisensi Kelas S. Kendali militer sangat ketat. Aku dapat memberikan lisensi Kelas A tetapi Kelas S benar-benar sangat sulit didapatkan," kata Lin dengan pahit.
"Bukankah jiwa binatang ini juga sulit untuk didapatkan?" Han Sen menyeringai dan bertanya.
"Tentu saja." Lin Beifeng cemberut dan berpikir sejenak, kemudian berkata kepada Han, "Sen, aku tidak memiliki lisensi Kelas S, tetapi aku memiliki sesuatu yang mungkin kau suka. Setelah kita pulang, aku akan menunjukkan kepadamu dan jika kau tertarik, kita dapat menukarnya. Jika tidak, lupakan saja."
"Apakah itu?" tanya Han Sen dengan penasaran.
"Kerangka perang biologis super," jawab Lin.
"Aku tahu kerangka perang biologis tetapi mengapa super?" tanya Han Sen.
Lin Beifeng berkata, "Yang biasanya kita lihat adalah semi biologis semi mekanis. Walaupun penampilan mereka terlihat mirip dengan seekor makhluk, dan mereka dapat menyelesaikan banyak aksi yang sulit seperti badan ma.n.u.sia, sebenarnya, mereka memiliki banyak keterbatasan."
"Kerangka perang biologis super adalah produk yang dihasilkan dengan teknologi terbaru dalam industri kerangka perang. Dan belum dijual dalam Persekutuan. Sekarang, hanya beberapa laboratorium militer yang memiliki beberapa prototipe. Karena militer memerlukan baja langka yang diproduki oleh perusahaan kami, maka kami telah menjalin hubungan baik dengan militer. Dan kerangka perang biologis super ini adalah prototipe yang berhasil aku dapatkan dari mereka. Ini super keren."
"Apa perbedaannya?" Han Sen merasa sangat tertarik dengan kerangka perang.
"Kerangka perang biologis super sempurna kecuali satu hal, dia tidak dapat digunakan dalam Tempat Suci Para Dewa. Tinggi kerangka perang biasa sekurang-kurangnya 12 sampai 18 kaki, apalagi kerangka perang berat. Oleh karena itu kau tidak dapat membawa bersamamu."
"Kerangka perang biologis super berbeda. Mengadopsi partikel teknologi restruktur. Aku tidak mengetahui dengan pasti. Tetapi dia dapat muat ke dalam koper dan ketika dibuka, partikel kecil inteligen yang tidak terhingga akan membungkus tubuhmu dan membentuk kerangka perang super. Punyaku adalah prototipe dan tidak memiliki sistem senjata. Tingginya lebih dari 12 kaki dan sangat kuat, jauh lebih baik daripada seri Raja dari Grup Bintang…" Lin Beifeng berkata dengan penuh semangat.
"Dapat muat dalam koper?" Han Sen menunjukkan isyarat ukuran koper dan merasa sangat tertarik.
"Kau dapat melihatnya nanti. Aku yakin kau pasti akan menyukainya," kata Lin.
"Ok, kita akan melihatnya nanti," kata Han Sen.
Lin Beifeng merasa sangat senang. Dia dapat dengan mudah memperoleh kerangka perang yang lain, tetapi dia tidak pernah melihat jiwa binatang seperti sini sejak masuk ke Tempat Suci Para Dewa. Sangat cantik bahkan baju baja berjiwa sakral tidak dapat menandingi penampilannya.
Sambil berbicara dengan Lin, Han Sen juga mencari kesempatan untuk memanah semut hantu. Jumlah mereka semakin berkurang. Namun, raja cacing batu emas makan dengan sangat cepat.
Han Sen telah memburu ratusan semut hantu, dan sebagian besar masuk dalam perut raja cacing batu emas. Dia tidak pernah kenyang dan terus menerus bertumbuh.
Ketika semut hantu hampir habis, tubuh raja cacing menjadi sebesar bantal dan cangkangnya menjadi sekeras emas.
"Apakah dia akan sebesar raja cacing batu emas asli?" Han Sen penuh dengan harapan.
Karena dia memberi makan Meowth, dia membaca banyak hal tentang piaraan jiwa binatang dan mungkin ini adalah satu-satunya jenis jiwa binatang yang akan bertarung untuk dirinya.
Tunggangan jiwa binatang harus dikendalikan oleh penunggangnya dan tidak dapat menyerang makhluk dengan sendirinya, sehingga fungsi utamanya lebih untuk transportasi.
Namun, piaraan jiwa binatang berbeda. Setelah mereka bertransformasi, mereka akan memiliki kemampuan untuk berburu dan bertarung, yang membuat mereka penting dan unik.
Itulah alasan mengapa Han Sen bersedia bersusah payah memberi makan Meowth dan raja cacing batu emas walaupun tampaknya adalah tugas yang sulit sejauh ini, bahkan Meowth belum bertransformasi.
HanSen merasa ada yang tidak beres saat memikirkan piaraannya. Dalam sekej.a.p, dia melihat seekor semut hantu seukuran kuda poni memanjat keluar dari celah.
Tetapi celah itu terlalu sempit, dan badannya tersangkut di sana. Menggunakan cakar tajam untuk memecah bebatuan dan memakan bebatuan seolah-olah adalah tahu, semut itu hampir dapat keluar dari celah.
Han Sen tibtiba mengerti mengapa semut hantu memakan bebatuan. Mereka bukan menikmati rasanya, tetapi karena mereka berusaha untuk memperlebar celah agar tubuh raksasanya dapat lewat.
"Sial! Jangan-jangan itu adalah semut hantu berdarah sakral!" Lin Beifeng juga melihatnya dan berseru dengan mata melotot.