Gen Super - BestLightNovel.com
You’re reading novel Gen Super 34 A Bow In Hand online at BestLightNovel.com. Please use the follow button to get notification about the latest chapter next time when you visit BestLightNovel.com. Use F11 button to read novel in full-screen(PC only). Drop by anytime you want to read free – fast – latest novel. It’s great if you could leave a comment, share your opinion about the new chapters, new novel with others on the internet. We’ll do our best to bring you the finest, latest novel everyday. Enjoy
Busur yang dijual dalam iklan tersebut adalah "Hari Kiamat" dalam seri Vader Hitam, yang biasanya dijual dengan harga 6.680.000 di toko-toko. Jarak terjauh yang dapat dicapai adalah 2.400 kaki. Dengan busur ini, anak panah Saber dapat menembus baju baja dan kulit makhluk paling primitif dari jarak lebih dari 900 kaki. Namun, si pemanah harus memiliki peringkat kekuatan 7,0 untuk dapat menarik tali busur dari Hari Kiamat.
Biasanya, hanya mereka yang telah memiliki poin geno mutan maksimum yang dapat mencapai peringkat kekuatan 7,0, dan persyaratan ini hanya untuk dapat menarik tali busur. Kecuali kalau kamu berhasil membunuh hanya dengan satu kali memanah setiap kalinya, maka kamu tidak perlu menarik tali busur untuk kedua kalinya, kamu akan memerlukan peringkat kekuatan lebih dari 8,0 untuk dapat menggunakan busur ini.
Biasanya, jika seseorang telah mendapatkan seluruh poin geno biasa, primitif dan mutan, kekuatannya akan dapat mencapai 10,0 tetapi sebagian besar orang akan lebih memilih untuk menyelesaikan evolusinya dan masuk ke Tempat Suci Para Dewa Tahap Dua sebelum peringkat mereka mencapai 8,0.
"Pantas saja tidak ada orang yang membeli busur ini, mereka yang memiliki kemampuan untuk menggunakan busur ini tidak akan peduli dengan jumlah uang tidak seberapa ini dan membeli senjata bekas. Apalagi mereka yang tidak dapat menggunakan senjata ini, tentu juga tidak akan membelinya." Han Sen mengirimkan sebuah pesan untuk pemilik iklan tersebut dan menawarkan uang sejumlah satu juta untuk busur dan anak panahnya, yang kalau di toko mungkin akan bernilai lebih dari tujuh juta.
Dia hanya menyimpan dua juta dari enam juta yang dia dapatkan dari hasil menjual kapak emas dan memberikan sisanya untuk ibunya. Setelah menghabiskan satu juta untuk mempelajari Hantu yang Menghantui, dia sendiri sebenarnya tidak yakin apakah dapat membeli busur dan panah hanya dengan uang satu juta.
Pemilik iklan itu tidak memberikan balasan. Dia mungkin sedang offline atau dia tidak menghiraukan penawaran ini. Han Sen menunggu selama lebih dari setengah jam dan hampir putus asa. Dia melihat tulisan-tulisan lainnya tetapi tidak berhasil menemukan apapa.
"Yah, sekarang barang murahan sudah cukup. Mungkin saya akan dapat memperoleh panah dari jiwa binatang dalam beberapa hari ini," Han Sen menghibur dirinya sendiri dan pergi mandi.
Ketika dia kembali melihat layarnya, dia melihat pesan dari pemilik iklan yang hanya berisi sebuah laman dari situs jual beli yang terkenal, di mana tertera harga sebesar satu juta.
Han Sen hampir saja melompat kegirangan dan segera membayar barang itu setelah mendapatkan konfirmasi.
Barang itu segera dikirimkan, dan akan sampai di Planet Roca di hari berikutnya.
Tempat Suci Para Dewa dapat digunakan sebagai stasiun pengiriman untuk mengirimkan barang-barang dalam Persekutuan, jadi ada banyak transaksi antar planet yang berbeda diselesaikan dengan cara ini, dan ini jauh lebih cepat daripada pesawat luar angkasa antar bintang.
Keesokan paginya, Han Sen mendapatkan sebuah paket dari tukang pos robot. Setelah menandatanganinya, dia tidak sabar untuk membukanya.
Busur logam berwarna hitam dan ungu ini memiliki tali busur yang tampak seperti garis perak. Dengan memegangi busur di tangannya, Han Sen tibtiba merasa kuat. Busur ini terawat dengan baik dan tampak seperti baru, hanya saja ada beberapa goresan.
Enam anak panah Saber yang terbuat dari logam campuran bersinar memancarkan sinar yang dingin. Sungguh diluar dugaan, Han Sen bahkan mendapatkan tempat anak panah yang sepadan. Walaupun sudah pernah dipakai, tidak ada anak panah yang rusak.
"Sebuah busur di tanganku, dunia adalah milikku. Saya tidak perlu mengambil resiko untuk mendekatinya di saat saya mencuri makhluk berdarah sakral dari Anak Surga lain kali." Han Sen mengusap busur itu dan tertawa.
Karena tidak ada arena panahan di dekat tempatnya, Han Sen hanya dapat mencoba untuk menarik tali busur beberapa kali. Memang cukup berat. Bahkan dengan kekuatan yang dimilikinya, dia hanya dapat menarik dua belas kali sebelum tangannya mulai merasa sakit.
"Lumayan nih." Han Sen merasa sangat senang dengan kejutan ini. Dia belum pernah menguji kekuatannya selama ini, tetapi peringkatnya pasti sudah lebih dari 8,0 sekarang, kalau tidak demikian, dia tidak mungkin dapat menggunakan busur itu dengan begitu baik.
Han Sen pergi ke toko persenjataan yang terdekat dan membeli 20 panah Kilat dan 20 panah Langit Jatuh. Tempat panah yang dia miliki yang dapat menampung 50 anak panah terlihat agak kosong melompong, bahkan dengan anak panah yang sudah tersimpan di dalamnya.
Anak panah Langit Jatuh harga jauh lebih murah, masing-masing serratus. Mereka terlihat seperti anak panah Saber tetapi fungsinya tidak sebagus itu. Han Sen membeli anak panah Langit Jatuh hanya untuk berlatih, karena anak panah Kilat terlalu mudah patah dan enak anak panah Saber terlalu mahal jika digunakan untuk berlatih.
Han Sen bermain dengan busur barunya, Hari Kiamat, selama beberapa saat dan langsung jatuh cinta padanya. Saat untuk bertemu dengan klien mudanya sudah hampir tiba, Han Sen mengambil busur dan anak panahnya dan masuk ke Tempat Suci Para Dewa.
Ketika dia tiba di tempat yang disepakati untuk bertemu, dia melihat belasan orang sedang mengelilingi beberapa anak muda dengan baju baja biologis dan dia pun menyadari bahwa dia bukanlah satu-satunya kandidat.
Mondar-mandir untuk mendapatkan sepuluh ribu dolar setiap harinya terdengar seperti pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang. Namun, seekor makhluk primitif hanya bernilai beberapa ratus, dan memerlukan tenaga untuk memburunya dan memindahkan mayat makhluk itu.
Han Sen mengerutkan kening melihat kerumunan itu dan bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu. Dia hanya ingin mencari pekerjaan yang mudah untuk mendapatkan uang. Dengan kompetisi yang sengit ini, dia lebih baik mencari pekerjaan lain.
Ketika dia sudah bersiap-siap untuk pergi, Han Hao dan beberapa orang datang bersamsama. Tampaknya mereka juga datang untuk menemui anak-anak muda itu.
"Oh, si Bokong Maniak juga ada di sini, terlihat tampan dengan busur dan panah. Apakah kamu juga datang untuk melindungi tuan?" seorang anak muda di sebelah Han Hao menertawakannya, dengan nada yang dilebih-lebihkan.
Pernyataannya menarik perhatian kerumunan itu, karena Bokong Maniak adalah julukan yang terkenal di Tempat Penampungan Baju Baja. Orang-orang itu mulai mengejek Han Sen.
"Bokong Maniak , kamu kira kamu itu siapa?"
"Bokong Maniak , kamu emangnya bisa mengalahkan makhluk biasa sekalipun?"
"Sepertinya para tuan muda itu yang malah perlu melindunginya."