Vampire Witch Bride - BestLightNovel.com
You’re reading novel Vampire Witch Bride 2 Anggur Biru online at BestLightNovel.com. Please use the follow button to get notification about the latest chapter next time when you visit BestLightNovel.com. Use F11 button to read novel in full-screen(PC only). Drop by anytime you want to read free – fast – latest novel. It’s great if you could leave a comment, share your opinion about the new chapters, new novel with others on the internet. We’ll do our best to bring you the finest, latest novel everyday. Enjoy
Dalam sel tahanan, Yuza duduk termenung. Pengawal kerajaan mengajaga ketat tempat itu. Tak seorang pun di perbolehkan masuk kecuali keluarganya. " Jika ada keluarganya dari negeri sihir datang, cepat bunuh mereka." perintah Raja Affesta.
Seorang perempuan memakai kerudung kec.o.klatan dengan keranjang kosong di tangannya berjalan mendekati penjaga sel tahanan tempat di mana Yuza di tahan. " Tolong izinkan saya bertemu dengan Raja!" ucapku. Dua pengawal dari belakangku menghentikan langkahnya sekejab setelah mendengar ucapannya. Mereka berpikir aku adalah keluarga Yuza. Dua penjaga di depanku dan salah satu dari mereka bertanya " Kamu siapa? Ada perlu apa bertemu dengan Raja Affesta? Apa kamu keluarga Yuza?".
" Bukan, saya hanya ma.n.u.sia biasa dari hutan Argon. Saya tinggal disana, jika ingin berkunjung silahkan saja. Saya ingin meminta izin pada Raja Affesta untuk melihat Yuza terakhir kalianya"jawabku.
" Kalau begitu ikutlah denganku bertemu dengan Raja Affesta" katanya. Kemudian aku mengikuti pengawal tersebut, dia mengantarkanku ke taman belakang istana tepat dimana Raja Affesta sedang duduk melihat pemandangan taman yang indah.
Pengawal membungkukan badannya dan berucap " Hormat yang mulia, hamba membawa seorang perempuan yang ingin bertemu dengan yang mulia!".
" Perkenalkan namamu?" ucap Raja Affesta padaku.
" Namaku, Aresha tuan. Saya dari hutan Argon. Saya datang untuk melihat Yuza dan memberinya anggur" jawabku.
Pengawal berdiri dan melihat tangan tuannya mengangkat ke atas. Pengawal itu pergi meninggalkanku. Sekarang hanya ada aku dan Raja Affesta.
" Kamu siapa Yuza? Keluarga Yuza!" ucap Raja Affesta.
" Bukan, saya hanya ingin melihat Yuza yang banyak di bicarakan orang-orang dan untuk terakhir kalinya saya ingin memberinya sebiji anggur ini" jawabku sambil memperlihatkan anggur kecil di tanganku.
" Kalau begitu ikut lah denganku!" ajak Raja Affesta.
Aku dan dia berjalan menuju ruang tahanan. Kulihat Yuza duduk termenung dan melihat ke arah kami berdua.
" Silahkan bicara berdua dan setelah ini menghadapkulah" Raja Affesta meninggalkanku sendirian. Pengawal kerajaan yang ada di dalam sel tahanan ini juga pergi meninggalkan kami.
" Yuza, mendekatlah. Ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu" ucapku.
Find authorized novels in Webnovel,faster updates, better experience,Please click for visiting.
Yuza melihatku, dan mendekat, lalu berucap " Bunuh saja aku, bukankah itu yang kalian ingin kan? Memusuhi dan bunuh ratu kami, kalian semua pembohong dan penghianat".
" Yuza, aku Aresha. Aku datang untuk memberi anggur padamu. Ikutlah denganku sekarang, nanti akan kujelaskan setelah semua ini selesai" jawabku sambil memberikan anggur biru padanya.
" Aresha! Kau masih hidup? Aresha…" ucapnya.
" Keluarlah dari sel ini, sekarang!" jawabku. Dengan sihirnya dia keluar dari sel tahanan tanpa menghancurkan sel tahanan. Kemudian anggur itu kulempar di dalam sel dan berubah menjadi sosok Yuza.
" Katakan ucapan terakhir, permohonan saat mati!" ucapku.
" Aku akan membalas perbuatan kalian semua, dan sampai aku mati pun!"ucap Yuza. Setelah itu aku mengubah Yuza dengan sihir menjadi anggur biru.
Tak lama kemudian Raja Affesta datang kembali. Dirinya melihat Yuza duduk termenung. Dan aku berpurpura menangis.
" Apa dia menyakitimu?" tanya Raja Affesta.
" Ya dia sungguh menyakitiku, dia menolak pemberianku. Dia bilang ma.n.u.sia itu bagaikan tikus kecil, dia menghinaku."
Raja Affesta mendekatiku dengan sangat dekat dan berucap " Sudahlah jangan bersedih, ada aku yang akan selalu bersamamu".
Tersenyum dan berucap " Terima kasih banyak tuan, aku senang kamu dekat denganku!".
Kemudian aku dan dia pergi meninggalkannya. Anggur biru itu telah ada digenggamanku. Entah apa yang ada diotaknya tetapi hari ini nampak aku sangat beruntung bisa duduk di sampingnya saat acara huk.u.man mati Yuza.
" Tuan, mengapa Anda tidak memberi saya tempat duduk di antara penonton saja? Bukankah di sini istri Anda?" tanyaku.
" Istri dan anakku tidak kuperbolehkan kemari sebab ini adalah kematian. Akan lebih menyenangkan jika mereka melihat kebahagian saja. Dan kamu adalah orang yang akan mengantikan dirinya di sini. Dirimu sangat cantik!"
" Terima kasih sudah memberiku tempat duduk yang layak ini"
Saling tersenyum dan menyaksikan Yuza di bawa ketengah-tengah penonton. Detik-detik kematian Yuza dengan huk.u.man di pancung. " Sebutan permohonanmu di depan kami semua, agar kamu mati dengan terhormat" ucap seseorang yang akan menarik tali gantungnya. "Aku akan membalas perbuatan kalian semua, dan sampai aku mati pun!"ucap Yuza. Kemudian Yuza menjalani huk.u.man matinya.
Setelah selesai aku cepat berdiri, Raja Affesta berucap " Mau pergi kemana? Ingin aku antar?".
" Tidak, kurasa tuan tak pantas bersama perempuan rendahan ini!"
" Itu tidak benar, tak akan ada seorang pun berani menyentuhmu kecuali aku"
" Ikutlah denganku, aku akan pergi sebentar ke hutan Argon"
Aku dan Raja Affesta pergi ke hutan Argon dengan menaiki kuda. Aku berada di depan sedangkan dirinya ada di belakang. Layaknya seorang putri dengan sang pangeran menjelajahi hutan Argon. Hutan di mana istanaku berdiri secara tak terlihat. Hutan yang sunyi dan suara burung berkicau.
" Hentikan kudanya, tuan!" perintahku.
Kuda berhenti, Raja Affesta dan diriku turun.
" Terima kasih sudah mengantarku, tuan"
" Samsama"
" Apa imbalannya? Katakan saja padaku, aku yakin kamu menginginkan itu!"
" Aku ingin kau menjadi pemaisuriku! Akan kuberikan apa saja untukmu"
" Aku akan menunggumu di hotel, tak jauh dari istanamu. Datanglah nanti malam"
Dia tersenyum, mencium tanganku dan pergi. Burung elang terbang mengikuti Raja Affesta dari belakang.
Tanganku mengarah ke depan, tempat kosong di hutan ini berubah menjadi sebuah rumah kecil. Langkah kaki masuk ke rumah dan melemparkan anggur biru ke lantai. Sekejab anggur biru berubah menjadi Yuza.
" Dia ingin aku menjadi pemaisurinya, sepertinya akan lebih baik jika kita mengambil ramuan awet muda dan menuangkannya ke tanah. Dia akan kehilangan segalanya, mau berkencan denganku?" ucapku tersenyum.
" Terima kasih Ratu Aresha, izinkan aku membantumu untuk membalaskan dendam kerajaan"jawab Yuza.
" Malam ini aku akan menginap di hotel terbaik di bagaian wilayahnya, datanglah ke istana mengambil ramuannya. Tapi waktu yang lama akan membuat dua anaknya tumbuh dewasa, kuharap kamu berhati-hati. Hanya mengambil ramuannya dan dia akan menjadi tua, lalu mati tak berdaya. Selanjutnya mereka yang akan meneruskan tahta. Kita pergi meninggalkan mereka dan perlahan-lahan di kala waktu kirimkan hadiah kecil. Sengsarakan mereka dan buat mereka tak berdaya".
" Baik yang mulia".
Yuza keluar dari rumah ini dan pergi menjalankan perintah. Tak lama kepergian Yuza, aku pergi meninggalkan tempat ini dan membakar rumahku sendiri.
Pangeran Tagao yang sedang berjalan-jalan dengan kuda kesayangannya tak sengaja melihat kebakaran itu. Dia pun menghampirinya, tak ada seorang pun di sana. Lenyap, asap dan debu berterbangan. Kakiku melangkah berjalan mendekati rumahku, dan menangis.
" Apa yang terjadi pada rumahku? Apa kau yang membakarnya? Aku harus tinggal dimana? Tak ada siapapun yang aku punya"
Pangeran Tago berpaling dan melihat seorang perempuan cantik memakai kerudung kec.o.klatan, lalu berucap " Bukan aku yang melakukannya, aku baru saja tiba di sini. Tadi aku melihat asap jadi aku cepat kemari"
" Tak apa, aku tau apa salahku. Mungkin saja saat aku meninggalkan rumah ini, api tengku belum padam hingga membakar rumah ini juga"
Dia berjalan mendekatiku, tersenyum dan memegang pundakku, lalu dia berkata " Tinggallah s.e.m.e.ntara di istanaku, ayahku pasti mengizinkannya. Ayahku Raja Affesta, dia sangat baik"
" Terima kasih, siapa namamu?"
" Pangeran Tagao, kamu bisa panggil Tagao saja"
" Tagao, pangeran Tagao. Putra pertama Raja Affesta yang akan menjadi raja kelak"
Kemudian Tagao naik ke punggung kuda, begitu juga dengan diriku.
" Berpegangan erat lah" ucap Tagao menarik kedua tangaku hingga memeluk dirinya. Kupeluk dirinya dengan erat.
Sebelum tiba di istana aku memintanya untuk berhenti sebentar.
" Kau baik-baik saja? Ayahku tak akan marah padamu!"
" Bukan itu masalahnya, akan lebih baik juga kau kenalkan aku besok saja. Hari ini aku harus menemui adikku, dia ada di sini. Hanya malam ini kami bersama, besok dia akan pergi lagi"
" Baiklah, aku akan menjemputmu besok pagi di sini"
Dia pergi dengan kudanya. Tersenyumlah saat ini karena rencanamu berjalan dengan sangat lancar.
Selanjutnya kucari hotel yang terbaik di sini. Menemukannya dan masuk ke dalam hotel. Seorang pria menyambutku dengan sangat ramah.
" Penginapan seperti apa yang Anda inginkan?"
" Aku akan mengadakan tamu dengan rajamu, jadi siapkan lah hotel terbaik untukku. Kamar romantis dengan banyak bunga dan minuman yang menyegarkan. Juga air mineral, dan jangan ganggu kami berdua dalam semalam".
" Baik,…."
" Aresha"
" Baik, Aresha".